Kalo ngeliat foto ini
rasanya mau muntah, sakit kepala, geli-geli gimana gitu. Mau tau kenapa ?.
hahaha jadi ceritanya berlagak kayak wartawan TV favorit masyarakat lah, Yang
kostumnya item itu lho.
Kami terdiri dari lima orang
laki-laki dan nol wanita (gak salah tuh?). tokoh yang ikut berkecimpung dalam
adegan ini nih ada aku sendiri, rian (masih sama kayak dicerita 1 nya), santri
(juga masih Girang), Ridho (makasih iya dok udah dikasih makan waktu ekspedisi
pake ikan apa itu namanya lupa aku, he), eh ya yang tukang fotonya gak
ketinggalan si rifki (cocoknya sih yang satu ini dipanggil mami, heheh).
Ini nih salah satu target dari 4
ekspedisi yang kami rencanakan yaitu buay nyerupa. Iya, jadi di kabupaten kami
ada semacam peninggalan purbakala gitu (jiahhh sok intelek bahasanya, *biasa
demam Vicky). Nah awalnya kabupaten kami juga punya sejarah kerajaan sama kayak
daerah lain yang punya kerajaan juga, tapi sayangnya kerajaan ditempat kami
enggak masuk buku sejarah. Padahal kalau masuk buku sejarah unik loh dan seru
cerita kerajaannya.
Di setiap target yang kami
datangi, kami selalu mempunyai alasan kalau kami akan ada kegiatan di sekolah
yang insyaallah akan memperkenalkan 4 target tersebut kepada publik. Karena
rencananya kegiatan ini akan berlangsung spektakuler ditingkat provinsi. Dengan
mengusung tema yang cetar membahana menusuk sukma banget. Di range-range an
–nya sih keren banget. Ada coffe morningnya dengan konsep cafe di alam terbuka
dihiasi oleh lampu kelap-kelip(kurang lebih itulah namanya, soalnya aku gak tau
nama pastinya), jadi seluruh peserta akan dimanjakan oleh coffe morning ini.
Huhh subhanallah banget lah iya rencananya itu, tapi sayang rencana tersebut
tidak disetujui. Padahalkan udah bagus banget kemasannya.
Oke kita kembali ke foto diatas,
nah jadi setiap kami berekspedisi kami harus menggunakan selindang miwang (kain
nangis kalo indonesianya) sebagai tanda bahwa kami cinta banget dengan budaya
kami (cinta sih cinta tapi gak ngilangin selendang aku satu juga kali) hehe.
Sebenarnya itu selendang sering dipake juga oleh sekura (itu salah satu budaya
berbentuk pesta yang dilaksankan setiap syawal, dari 1 syawal sampai 7 lah
maksimalnya), tapi sekarang sekura ini sering diadakan di acara-acara besar
kabupaten. Makanya saat itu setiap lewat jalan raya kami pernah dibilang
ibu-ibu “sekura”. Padahalkan gak ada acara sekuraan. Hehe
Oh ya hampir lupa bapak-bapak
yang ada difoto itu kalau gak salah salim namanya (maaf kalo salah), dia adalah
narasumber yang menceritakan tentang kepaksiaan yang sedang iya duduki, karena
menurut warga setempat dialah juru bicaranya.
Dari foto ini juga kami mendapat
informasi kalau akan diadakan acara besar di buay nyerupa. Nah, tentu kami
tertarik dong untuk datang. Bapaknya sih memperbolehkan, tapi ternyata pas hari
H yang disebutin bapaknya, acaranya di undur. Dan denger-denger kabar acara
tersebut diadakan tanpa sepengetahuan kami (hahahaha emangnya siapa kalian yang
harus dikasih tahu).
Di tempat ini juga kami menemukan
kejanggalan, karena adanya 2 tempat yang mengaku buay nyerupa. Dari sini kami
bingung yang mana yang asli, karena keduanya mengaku bahwa mereka asli
keturunan buay nyerupa. Tapi itu tidak kami ambil pusing (hahaha gak diambil
pusing gimana ? orang sampai pulang masih kepikiran. Iya begitulah cerita foto
yang satu ini, over alL mengesankan ..he (sok keinggris-inggrisan gitu).
NB : tunggu cerita foto
selanjutnya.. :)